Pohon Iman
Kamis, 18 Agst 2012
Kamis, 18 Agst 2012
Khutabah Pertama
Amma ba’du :
Ayyuhal muslimun ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu
Wata’ala, karena takwa adalah bekal terbaik yang bisa disimpan. Dan rasakanlah
selalu pengawasan Allah dalam setiap urusan anda, baik yang tersembunyi maupun
yang nyata .
Ibadallah! Siapa pun tahu besar kebutuhan
manusia akan air, makanan, matahari, udara, pakaian dan obat-obatan. Akan
tetapi, tahukah anda, wahai hamba-hamba Allah, apa yang lebih penting dari pada
itu semua ? yaitu sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, karena
segala urusannya tidak bisa berjalan dengan baik tanpa keberadaannya.
Urgensinya melebihi apa pun yang dianggap penting dan mendesak. Kebutuhan
terhadapnya lebih besar daripada kebutuhan lainnya. Karena sesungguhnya ia
adalah makanan, pakaian dan obat yang hakiki bagi manusia. Sebab, apabila
manusia tidak memilikinya, mereka akan rugi di dunia dan Akhirat. Na’udzu
billahi min dzalik! Itu adalah iman dan akidah, sebagai ilmu dan amal, perilaku
dan jalan hidup.
Sesungguhnya salah satu kelebihan yang diberikan kepada umat
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ialah bahwa Allah menunjukkan mereka
kepada agama yang benar ini. Lalu Allah memilih akidah yang paling benar dan
paling bersih, metode yang paling sempurna dan paling tinggi, ibadah yang
paling mudah dan paling jernih, dan akhlak yang paling mulia dan paling suci
untuk diberikan kepada mereka (umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,)
Ayyuhal muslimun! Ya hamatal akidah wa hurrasal
millah! Salah satu keistimewaan umat ini yaitu umat ini adalah ‘’umat akidah’’.
Inilah rahasia terbesar dalam hal kekuatan peribadi mereka dan bangunan
peradaban mereka serta resep paling berharga dalam bangunan kejayaan dan
kemenangan mereka yang terus menerus.
Sepanjang zaman dan sepanjang masa isu-isu akidah akan tetap ada
dan harus tetap menjadi isu utama dan terpenting. Serta menjadi landasan dan
pondasi bagi semua perhatian seorang muslim, baik dalam tataran ilmu , amal,
maupun dakwah. Terutama pada masa-masa belakangan ini yang banyak godaan dan
perubahan, syahwat dan syubhat menyebar luas, serangan dan tantangan semakin
besar, kesulitan dan krisis semakain berat.
Oleh karena itu, kita harus membekali diri dengan senjata akidah.
Karena di muka bumi ini tidak ada satu pun kekuatan yang bisa menandingi atau
bahkan mendekati kekuatan akidah dalam menjamin keshalihan individu dan
kestabilan masyarakat. Sesungguhnya akidah adalah klep pengaman dan kekacauan,
kekosongan jiwa, kehampaan rohani, pelecehan terhadap akal sehat, penistaan
dalam berbagai kebatilan. Kemudian menjadi akhir yang jelek dan penutup yang
kekal. Kita berlindung kepada Allah dari murkaNya dan siksaNya yang sangat
pedih .
Ummatal Islam! Kita sangat membutuhkan generasi
penerus yang memiliki senjata akidah. Mereka hidup dengan akidahnya dan untuk
akidahnya. Akidah itu menjadi mencusuar mereka di dalam ilmu dan amal, menjadi
timbangan mereka di dalam berteman dan bermusuhan, menjadi simbol mereka di
dalam marah dan senang, dan menjadi undang-undang mereka di dalam mendidik dan
memperbaiki. Mereka membersihkan akidahnya dari penyimpangan orang-orang yang
berlebih-lebihan, pengakuan orang-orang yang mengada-ada, dan penakwilan
orang-orang yang bodoh. Sesungguhnya tanggung jawab dan amanah orang tua, keluarga,
lembaga pendidikan, saluran edukasi, serta praktisi pendidikan, dakwah dan
perbaikan dalam masalah ini sangat besar. Peran mereka harus muncul di arena
pembangunan untuk segala hal yang benar dan baik, dan pemberantasan untuk
segala hal yang salah dan buruk.
Batu bata pertama di bidang dakwah dan penyadaran harus
dihancurkan kepada akidah dalam rangka pembersihan dan penguatan.Sesungguhnya
masalah paling pokok yang harus segera di atasi ialah masalah syirik dan
penyembahan berhala dalam berbagai model dan bentuknya. Bila tauhid adalah
kewajiban yang paling ditekankan dan keharusan yang paling diperintahkan, maka
syirik adalah dosa yang paling besar dan larangan yang paling diharamkan.
Seluruh syariat dan dakwah para Nabi dan Rasul sepakat mengingkari dan menolak
kemusyrikan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. (QS. An-Nisa :48,116)
Ikhwatal Iman! Keterikatan dan hubungan seorang
muslim dengan akidahnya sangat erat, kuat dan tepat. Hal itu terlihat jelas di
setiap tindakan dan urusannya; di kala suka dan duka, di saat susah dan mudah,
di dalam ibadah dan muamalah. Bahkan seluruh hidup dan matinya untuk Allah
Subhanahu Wata’ala, dan tiada menyekutukanNya. Jika memita sesuatu, ia
memintanya kepada Allah. Jika shalat, haji, bernadzar, dan menyembelih hewan,
ia melakukannya karena Allah. Jika meminta bantuan atau pertolongan, ia
memintanya kepada Allah semata. Tidak ada yang diandalkannya untuk memenuhi
hajatnya, melepaskan kesulitannya, mendatangkan keuntungannya dan menolak
kerugiannya selain Allah Subhanahu Wata’ala .
Itulah akidah seorang muslim; percaya dengan hati, mengucapkan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Jadi bukan sekedar ilmu
kalam yang terpisah dari kehidupan sehari-hari. Bukan pula gelombang emosi dan
pembenaran perasaan belaka. Melainkan kekuatan ruhani, keilmuan, pengamalan,
peraktik nyata, dan interaksi dinamis yang membuat pemiliknya tergerak untuk
melihat nilai-nilai yang tinggi dan membawanya naik ke atas cakrawala yang
paling agung.
Ikhwatal iman! Kita harus yakin bahwa kehidupan
yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia dan legawa tidak bisa dicapai
tanpa iman dan amal shalih. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl :97)
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.Al-An’am :82)
Setiap bencana, ketakutan, kecemasan, dan hilangnya rasa aman dari
umat ini, tidak lain disebabkan karena lemahnya atau hilangnya iman. Dan itu
adalah sunnatullah .
فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللهِ تَبْدِيلاً وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ اللهِ تَحْوِيلاً
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah
Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah
itu. (QS. Fathir :43)
Ayyuhal muslimun! Sesungguhnya amal shalih itu bekal
dan hasil karya seseorang yang akan dibawanya ketika meninggal dunia. Amal
shalih yang akan menentukan nasibnya di Akhirat. Al-Bukhari dan Muslim
meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
‘‘ Mayit akan diantar oleh tiga hal. Lalu yang dua pulang kembali
dan yang satu tinggal bersamanya. Ia diantar oleh keluarganya, hartanya dan
amalnya. Lalu keluarga dan hartanya pulang kembali, sedangkan amalnya tinggal
bersamanya.’’ ( HR. Al-Bukhari, 6514, Muslim, 2960 )
Keluarga, kerabat, sahabat, dan anak pulang kembali ke rumah.
Harta yang banyak, istana yang megah, kendaraan yang mewah, dan pemandangan
yang menawan juga kembali ketempat semula. Bahkan terkadang menjadi penyesalan
dan ratapan bagi pemiliknya. Dan hanya satu yang akan tinggal bersamanya tidak
ada yang lain dalam liang lahat yang sempit, yaitu amal yang shalih .
Jadi, amal adalah sahabat manusia di dalam kuburnya. Ia akan
memperoleh nikmat jika amalnya shalih, dan akan menerima azab jika amalnya
tidak shalih. Dalam sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam
bersabda :
‘‘ Sesungguhnya amal yang shalih akan datang kepada pemiliknya di
dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus,
dan berbau harum. Lalu laki-laki itu berkata: ‘ Bergembiralah dengan apa yang
menyenangkan hatimu ! Si mayit bertanya: Siapa kamu ? Karena wajahmu adalah
wajah yang datang dengan kebaikan ! laki-laki itu menjawab : ‘Aku adalah amalmu
yang shalih , sedangkan amal yang buruk akan datang kepada pemiliknya di dalam
kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah jelek, berpakaian jelek, dan
berbau busuk. Lalu laki-laki itu berkata : ‘Bergembiralah dengan apa yang
menyakitkan hatimu! Si mayit bertanya : Siapa kamu ? Karena wajahmu adalah
wajah yang datang dengan keburukan ! Laki-laki itu menjawab : ‘Aku adalah
amalmu yang buruk.’’
Mana perhatian manusia terhadap pelajaran ini ? siapapun yang
mencermati realita mayoritas umat Islam maka ia akan kembali dengan hati yang
luka dan jiwa yang sedih. Karena melihat amal yang buruk bertumpuk dan menyebar
luas di tengah masyarakat muslim. Ada beragam bentuk syirik dan bid’ah. Ada
dosa-dosa besar dan kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku
muslim. Ada pembunuhan, perzinahan, peraktik riba, pencurian,
kesewenang-wenangan, minuman keras, narkoba, mengabaikan shalat jum’at dan
shalat jama’ah, asyik dengan aktifitas-aktifitas yang melalaikan dan membuat
terlena. Ada pamer kecantikan dan aurat, kurangnya rasa malu, pamer perhiasan,
dan pergaulan bebas. Semuanya ada ditengah-tengah kaum muslimin dan muslimat.
Ya ummatal Islam! Bertakwalah kepada Allah dan
kerjakanlah amal yang shalih. Karena tuhan anda telah menganjurkan kepada anda
untuk mengerjakan amal shalih dengan beragam uslub (gaya bahasa). Ada yang
menggunakan uslub perintah langsung. Ada yang menyebutkan balasan yang akan
diterima pelakunya di Akhirat dan kondisinya di dunia. Ada yang mengaitkannya
dengan ganjarannya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَمَاتُجْزَوْنَ إِلاَّ مَاكُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang
telah kamu kerjakan, (QS. As-Shaaffat :39)
Ada yang menyebutkan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala melihat amal
perbuatan kita. Seperti pada firmanNya :
إِنِّي بِمَاتَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mu’minun :51)
Ada yang menyebutkan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala menugaskan
para malaikat untuk mencatat amal perbuatan kita. Ada yang menyebutkan bahwa
kita akan menghadap kepada Allah . Lalu kita akan menjumpai amal perbuatan kita
pada hari kiamat; kita akan melihat dan membacanya.
وَكُلُّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنشُورًا اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya
(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada
hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka."Bacalah kitabmu,
cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisap terhadapmu". (QS. Al-Isra’ :13-14)
Dan ada yang memberitahukan kepada kita bahwa amal perbuatan
manusia itu adakalanya menguntungkan dirinya dan adakalanya merugikan dirinya.
مَّنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya)
untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas
dirinya sendiri; (QS. Fushhilat :46)
Masih banyak lagi uslub-uslub lain yang bertebaran didalam
Al-Qur’an yang dapat dilihat dengan mudah oleh orang yang mau merenungkan
ayat-ayat Al-Qur’an.
Ibadallah! Anda harus membekali diri dengan
amal shalih sepanjang masih punya waktu dan kesempatan. Waspadalah terhadap
hal-hal yang bisa menghalangi anda dari amal yang bermanfaat. Seperti nafsu
yang menyuruh berbuat jahat, setan yang terkutuk dan kawan-kawannya dari bangsa
jin dan manusia, hawa nafsu, syubhat, dan angan-angan mereka. Serta dunia yang
hina dan kesenangannya. Bertaubatlah kepada Tuhan dengan taubat yang nasuha. Teruslah beramal
shalih. Jangan sekali-kali mundur setelah maju, dan jangan pernah lalai setelah
patuh.
وَلاَتَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah
orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr :19).
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
Amma ba’du :
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّابَعْد
Ikhwatal Islam! Salah satu karunia Allah yang
diberikan kepada anda, ialah waktu-waktu utama dan musim-musim kebajikan dan
rahmat. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang taat supaya
memperbanyak bekal amal shalih. Juga memberi kesempatan kepada para pendosa
untuk bertaubat kepada Tuhan dan kembali kejalan yang benar serta mengasah iman
yang ada di dalam jiwa mereka. Karena ketika bulan Ramadhan yang penuh berkah
berakhir, masuklah bulan-bulan haji ke Tanah suci. Itu adalah salah satu rukun
agama yang agung. Siapa yang melaksanakannya menurut ketentuan yang telah
ditetapkan oleh agama, ia akan pulang kerumahnya tanpa dosa seperti ketika ia
dilahirkan oleh ibunya. Segala puji bagi Allah yang telah menyediakan keutamaan
yang agung ini untuk hamba-hambaNya.
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُون
Katakanlah:"Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus :58)
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)
Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky
Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky
(by susawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar