Ukhuwwah
Islamiyah
Rabu, 18 Agst 12
Rabu, 18 Agst 12
Khutbah Pertama
Amma ba’du :
Ayyuhal muslimun ! Bertakwa kepada Allah Subhanahu
Wata’ala. “Dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu, dan taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang beriman.” (QS.
Al-Anfal :1)
Ibadallah ! Salah satu prinsip besar yang dibangun oleh agama kita ialah
prinsip ukhuwwah (persaudaraan) di antara sesama orang
beriman.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurat :10)
Jika hubungan persaudaraan yang ada di antara manusia
sangat beraneka ragam menurut macam-macam tujuan dan maksudnya, maka hubungan
persaudaraan yang paling kokoh talinya, paling mantap jalinannya, paling kuat
ikatannya, dan paling setia kasih sayangnya ialah persaudaraan berdasarkan
agama. Karena persaudaraan semacam ini tidak putus talinya, tidak akan berubah
karena perubahan zaman, dan tidak akan berbeda karena perbedaan orang dan
tempat. Persaudaraan yang berlandaskan akidah dan iman, serta berdasarkan agama
yang murni karena Rabb Yang Maha Esa senantiasa mampu mempersatukan umat Islam
dari berbagai penjuru. Inilah rahasia kekuatan dan kekokohannya. Inilah kunci
keakraban para personilnya yang ada di belahan bumi bagian timur maupun barat.
Dan inilah yang membuat mereka menjadi satu kesatuan yang pilar-pilarnya sangat
kuat dan bangunannya sangat kokoh. Sehingga badai topan pun tidak sanggup
menggoyahkannya. Ia laksana bangunan yang dibangun dengan timah dan ibarat
tubuh yang satu.
Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Musa
Al-Asy’ari Radiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullahu Shallallahu ‘Alaihi wasallam
bersabda :
“Sesungguhnya orang mukmin bagi mukmin (lainnya)
bagaikan bangunan yang satu sama lain saling menguatkan.” (Shahih Al-Bukhari, 481, dan Shahih Muslim, 2585
). Dan beliau pun menyilangkan jari-jemarinya,” kata Abu Musa.
Sementara An-Nu’man bin Basyir Radiyallahu ‘Anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Perumpamaan orang-orang beriman di dalam cinta dan
kasih sayang mereka adalah seperti tubuh. Jika salah satu anggotanya mengeluh
sakit, maka anggota tubuh lainnya akan memberikan kesetiaan kepadanya dengan
berdagang (susah tidur) dan demam.” (HR. Al-Bukhari, 6011 dan Muslim, 2587 )
Saudara-saudara sekalian ! Sesungguhnya ukhuwwah
Islamiyah adalah ruh dari iman yang kuat dan inti dari pada perasaan
yang meluap-luap yang dirasakan oleh seorang muslim terhadap saudara-saudaranya
yang seakidah. Bahkan ia merasa bahwa ia bisa hidup karena mereka, bersama
mereka dan di tengah-tengah mereka. Seolah-olah mereka semua adalah
ranting-ranting yang tumbuh dari satu batang pohon dan muncul dari pokok yang
sama. Dengan perasaan itu, maka hilanglah perbedaan kesukuan dan warna kulit,
lenyaplah perbedaan ras, dan matilah fanatisme kebangsaan dan kesukuan.
Sehingga yang ada hanyalah pondasi besar yang menjadi landasan berdirinya
masyarakat Islam internasional yang dihimpun oleh satu tali dan dinaungi satu
bendera, yakni bendera iman dan tali ukhuwwah Islamiyah. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman :
يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لتعارفوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di
antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ” (QS. Al-Hujurat :13)
Saudara-saudara seiman dan seagama ! Di dalam
masyarakat Islam yang berlandaskan akidah iman dan bertemu pada titik syi’ar
Islam, persaudaraan akidah menggantikan persaudaraan nasab (darah), dan ikatan
iman menggantikan ikatan-ikatan materi, kepentingan individu maupun ambisi
pribadi. Di situ seorang mencintai saudara-saudaranya seperti ia mencintai
dirinya sendiri. Ia merasa sedih bila mereka sedih dan ia merasa senang bila mereka
senang. Ia selalu berbagi suka dan duka bersama mereka. Oleh karena itu Islam
memberantas gejala-gejala egoisme dan mental suka mementingkan diri sendiri
yang kejam. Karena ia merupakan kecenderungan yang tercela dan bencana yang
buruk yang diberantas oleh Islam serta diganti dengan rasa persaudaraan dan
persahabatan.
Siapa pun yang meneliti sejarah umat ini akan
menemukan bahwa umat Islam belum pernah bersatu kata, merapatkan barisan,
mengangkat panji-panji kejayaan, menegakkan negara, atau disegani musuh
melainkan karena rasa persaudaraan yang sangat kuat di antara mereka dan tidak
ada bandingannya di dalam sejarah umat manusia. Yaitu sebuah persaudaraan yang
sangat kuat dan kokoh yang menjadi pondasi bangunan umat yang perkasa, tangguh,
kuat, dan gagah. Sehingga setelah bertarung melawan musuh-musuhnya, posisinya
sangat disegani, tiang-tiangnya menjulang tinggi dan pilar-pilarnya sangat
kokoh.
Wahai umat Islam sekalian ! Di dalam sejarah kita
mendapat banyak contoh nyata dan peristiwa yang tiada tara yang menggambarkan
betapa kuatnya ikatan persaudaraan di antara sesama umat Islam. Yang paling
masyhur ialah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mempersaudarakan antara
kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Sehingga setiap
orang Anshar memiliki saudara dari kalangan Muhajirin.
Bahkan ada orang Anshar yang mengajak saudaranya dari
kalangan Muhajirinke rumahnya, kemudian ia menawarkan kepadanya
untuk berbagi harta bendanya yang ada di rumahnya. Dan ia pun siap berbagi suka
dengannya. Persaudaraan manakah di dunia ini yang bisa menandingiukhuwwah
Islamiyah tersebut ?
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَيَجِدُونَ فِي
صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan
telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka
mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.Dan mereka tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang
Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” (QS. Al-Hasyr :9)
Kemudian apa yang terjadi setelah banyak umat Islam
dikuasai hatinya oleh materi, peradaban yang palsu merajalela di mana-mana, dan
dunia melompat dari tangan ke dalam hati, lalu bertemu dengan iman yang lemah
dan pendidikan yang salah, dan melaju bersama kesenangan dan materi, lalu
tunduk di hadapan tantangan yang menghadang ? Yang terjadi setelah itu adalah
ketegangan hubungan sosial di antara sesama karena sebab yang sangat sepele.
Bahkan ketegangan itu pun terjadi diantara orang-orang yang memiliki hubungan
dekat, baik hubungannasab (keturunan), perkawinan, persahabatan
maupun tetangga. Sehingga pertikaian merajalela, pertengkaran terjadi di
mana-mana, perpecahan meluas, dan pemutusan hubungan menjadi-jadi. Kondisi itu
menyebabkan hilangnya kasih sayang dan kejernihan, menimbulkan perpecahan dan
gugat-menggugat, lalu memicu timbulnya sikap egois dan mementingkan diri
sendiri.
Gejalanya bermacam-macam dan banyak ditemukan di
tengah masyarakat. Hal itu dipicu oleh lemahnya ukhuwwah Islamiyah di
antara umat Islam, bahkan diantara sesama anggota keluarga. Misalnya, ada orang
yang terlibat pertengkaran kecil dengan saudara kandungnya karena memperebutkan
secuil harta. Lalu masalahnya menjadi pelik dan semakin besar. Para juru
runding gagal mendamaikan mereka. Masing-masing ngotot ingin menempuh jalur
hukum dan mondar-mandir ke pengadilan hanya untuk melampiaskan dendam kepada
saudaranya sendiri, gara-gara segenggam harta atau sejengkal tanah. Bahkan ada
orang yang tidak bertegur sapa dengan saudara kandungnya selama berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Subhanallah !
Mengapa semua ini bisa terjadi ? Seorang adik
menggugat kakak kandungnya ke pengadilan !
Ada pula orang yang tidak pernah berkunjung ke rumah
pamannya atau saudara sepupunya. Bahkan juga tidak pernah menghubunginya
melalui telpon untuk sekedar basa-basi. Dan itu bisa bertahan selama
bertahun-tahun.
Ada kawan dekat dan teman akrab yang bersahabat selama
bertahun-tahun dalam suasana yang harmonis. Lalu tiba-tiba terjadi sedikit
kesalah pahaman dan mendadak tali persahabatannya putus begitu saja, bahkan
berubah menjadi permusuhan, dendam, dan buruk sangka.
Ada tetangga dekat yang dinding rumahnya berhimpitan
dengan dinding rumah anda. Anda menyukainya dan dia pun menyukai anda. Anda
suka berkunjung kerumahnya dan dia pun suka berkunjung ke rumah anda. Tiba-tiba
anak-anak seperti biasa bertengkar, lalu para ibu ikut campur, teriakan
membahana, dan para ayah yang berakal sehat pun terlibat. Akibatnya, terjadi
perang dahsyat di antara mereka. Kata-kata kotor meluncur, tangan
diacung-acungkan, dan pihak berwenang pun ikut campur. Hasilnya, terputusnya
hubungan secara permanen, permusuhan abadi dan caci maki di depan umum. Bahkan
tidak jarang mendorong seseorang untuk pindah rumah dan balas dendam. Allahul
musta’an ! Inikah umat yang bersatu ? Inikah ajaran Ukhuwwah
Islamiyyah yang benar ? Cukuplah, wahai hamba-hamba Allah !
Hentikanlah permusuhan dan pertengkaran ! Awas, jangan sampai setan berhasil
mengadu domba anda ! Berdamailah, wahai orang-orang yang berseteru ! Sambunglah
hubungan, wahai orang-orang yang memutuskan hubungan ! Karena dampak buruk dari
perseteruan dan pemutusan hubungan itu sangat besar, baik di dunia maupun di
Akhirat. Tidaklah anda mendengar sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
“Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya
(sesama muslim) lebih dari tiga malam (hari). Mereka berdua berjumpa lalu yang
ini berpaling dan yang ini pun berpaling. Dan yang terbaik di antara mereka
berdua adalah orang yang memulai mengucapkan salam.”(Shahih Al-Bukhari, 6077 dan Shahih Muslim, 2560
)
Atau sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
“Tolonglah saudaramu dalam posisi sebagai orang zhalim
maupun korban kezhaliman.” (Shahih Al-Bukhari, 2443 )
Atau sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
“Amal manusia ditunjukkan (kepada Allah) pada hari
Senin dan Kamis. Lalu orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan
diampuni dosanya, kecuali orang yang memendam rasa permusuhan dengan
saudaranya. Dia (Allah) berfirman : “Tinggalkan kedua orang ini sampai mereka
berdamai.” (HR.Muslim
dan lain-lain)
Di sisi lain, sejauh mana dukungan umat Islam dalam
mewujudkanukhuwwah Islamiyah ? Dalam arti, siapakah diantara kita
yang mau melihat kondisi saudarش-saudaranya dan keadaan
tetangganya, terutama orang-orang yang miskin, lemah, tidak berdaya dan
membutuhkan uluran tangan ? Maka siapa pun yang memiliki kelebihan uang,
makanan atau pakaian hendaknya mencari saudara-saudaranya yang membutuhkan
bantuan. Betapa banyak jumlah mereka ! Karena hal itu dapat menciptakan kesetia
kawanan dan menanamkan belas kasih. Dan hal itu akan meraup pahala yang
melimpah di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Sedangkan orang-orang yang
bergelimang harta, tetapi beberapa meter dari tempat tinggalnya ada
saudara-saudaranya sesama muslim menjerit kelaparan, adalah orang-orang yang
tidak mau membuktikan dasar yang agung ini.
Wahai umat Islam ! Ketika mengingatkan tentang
kewajiban membangun Ukhuwwah Islamiyyah, kita tidak boleh melupakan
saudara-saudara kita yang seiman dan seakidah di berbagai belahan dunia. Kita
semua berkewajiban memberikan bantuan, dukungan, doa, sumbangan, dan
pertolongan kepada mereka. Lebih-lebih mereka yang tengah berjuang dengan tabah
dan minoritas muslim yang tertindas di mana-mana.
Kepada mereka yang tidak mau menyumbang dan tidak mau
mendoakan saudara-saudaranya saya katakan : Jangan begitu ! Karena
saudara-saudara anda sangat membutuhkan dukungan, bantuan dan doa anda. Jangan
menganggap remeh apa yang bisa anda berikan.
Sementara saudara-saudara kita yang ada di palestina
terus-menerus melakukan aksi heroik dan berjuang mati-matian, kendati bakal
mereka sangat sedikit. Mereka terus menunggu uluran tangan, bantuan dan doa
dari saudara-saudaranya yang seiman, sampai Allah berkenan membebaskan tanah
suci itu dari pendudukan para perampok dan kotoran pada penjajah. Dan hal itu
tidaklah sulit bagi Allah.
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
Amma ba’du :
Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dan ketahuilah bahwa
salah satu konsekuensi takwa adalah menunaikan hak-hak ukhuwwah
Islamiyyah. Maka latihlah diri anda untuk mencintai saudara-saudara anda
yang seiman dan seagama sebagaimana anda mencintai diri anda sendiri. Yahya
Ar-Razi berkata : “Hendaknya setiap orang mukmin minimal mendapatkan tiga hal
dari anda : jika anda tidak bisa memberinya manfaat (keuntungan) maka jangan memberinyamudharat (kerugian),
jika anda tidak bisa membuatnya gembira maka jangan membuatnya bersedih, dan
jika anda tidak mau memujinya maka jangan mencelanya.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah ! Sesungguhnya menelantarkan seorang muslim
adalah perkara besar yang bisa menyebabkan putusnya tali ukhuwwah
Islamiyyah dan mendatangkan kehinaan dan kenistaan bagi semua orang.
Dan umat Islam tidak mengalami kehinaan kecuali pada saat tali ukhuwwah
Islamiyyah melemah, di saat seorang muslim enggan berhubungan dengan
saudaranya. Sementara pada saat yang sama musuh-musuh Islam bersatu padu
melawan umat Islam.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka
pelindung bagi sebagian yang lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak
melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi
kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal :73)
Bertaubatlah wahai umat Islam, dari penyakit saling
menjauhi, saling membantai, saling membenci, dan saling membelakangi.
Bergeraklah menuju naungan cinta, perdamaian, tolong-menolong, persaudaraan dan
keharmonisan, niscaya anda akan dapat menggapai kebaikan yang anda harapkan, di
dunia dan Akhirat. Dan perlu kiranya saya ingatkan bahwa salah satu hasil nyata
dari pembahasan ini adalah semua orang yang bertikai segera berdamai dan saling
mengunjungi setelah mendengar khutbah ini. Ketahuilah bahwa yang terbaik di
antara mereka yang bertikai itu adalah yang memulai menyambung hubungan dan
mengucapkan salam.
Ibadallah ! Dunia ini sangat kecil artinya. Dan apa yang ada di sisi Allah jauh
lebih baik dan lebih kekal.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
إِ
The casino review - JeMHub
BalasHapusFind 제천 출장안마 out everything you need to know about The Casino 안동 출장마사지 at 울산광역 출장마사지 JeMHub, including the 안산 출장샵 latest slot machines, jackpots, 진주 출장샵 video poker and roulette.